Novel Antologi Rasa – Ika Natassa

IMG20171210130324-01

Judul buku: Antologi Rasa

Penulis: Ika Natassa

Editor: Rosi L. Simamora

Desain sampul: Ika Natassa

Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama

ISBN: 978-979-22-8809-4

Terbit: Agustus 2011

Tebal: 328 halaman

Rating: 4/5


Wow ! Finally… for the first time in forever saya nulis review juga !

Dan ……. Akhirnya …….. Ada tulisan baru nongkrong juga di blog ini 😀

Well, let me tell you something.

Ini adalah novel yang saya temukan di salah satu tukang buku bekas yang rajin saya kunjungi sepulang saya kerja di sekitaran Kebon Kalapa. Orang Bandung pasti familiar dengan para tukang buku yang berjejer di trotoar Jl. Dewi Sartika ini. Berkunjung ke tukang buku bekas itu untung-untungan. Kadang kita bisa dapet buku yang kita cari, kadang ga dapet apa-apa, kadang cuma numpang baca. hehehe.

Alhamdulillah. Sepertinya hari itu saya beruntung bisa menemukan novel ini di sana. Tidak sengaja karena saya memang sedang mencari buku yang lain. Cover-nya yang unik dan eye-catching ini berhasil membuat saya mau melihat dan membaca blurb novel ini. Dan… sip! Akhirnya saya putuskan untuk membelinya.

Sampai di kostan saya mulai baca.

And WOW …. Saya jatuh cinta dengan novel ini sejak halaman pertama. Benar rasanya kalau Ve Handojo bilang novel ini a page turner indeed”. Novel ini benar-benar membuat saya enggan menunda-nunda membaca halaman selanjutnya.

Ide cerita novel ini simple sebenarnya. Novel yang bercerita tentang persahabatan 4 orang: Keara, Harris, Ruly dan Denise. Harris yang bad boy abis, Keara yang a lil bit bitchy, Ruly yang tipe tipe cowok “suami idaman banget” dan Denise yang kalem dan super sabar.

Ada cinta bertepuk sebelah tangan diantara mereka. Harris jatuh cinta pada Keara, Keara jatuh cinta pada Ruly, Ruly jatuh cinta pada Denise, sementara Denise sudah bersuami dan tetap bertahan dengan pernikahannya yang kurang bahagia.

Bumbu-bumbu yang Ika Natassa tabur di novel ini benar-benar pas. Kocak nya pas. Harris Risjad yang banyak bikin kekocakan di sini, gaya ngomongnya yang kadang lebay karena virus cinta Keara dan juga beberapa dialog yang menjurus ke hal-hal vulgar hahaha. Sedih, sedih dengan cerita cinta mereka, tentang rasa yang lama terpendam, tentang cinta yang tak berbalas, tentang ternyata kita harus menerima kenyataan bahwa ternyata sulit dan butuh perjuangan untuk bersama dengan orang yang kita cintai, sedih kalo bayangin kita ada di posisi salah satu dari mereka berempat. Bahagia, bahagia ketika diantara mereka mendapatkan momen-momen indahnya bersama orang yang mereka cintai. Gereget, ketika ternyata momen indah itu hanya sementara. Campur aduk, aseli rasa nano nano pokoknya. Dijamin bikin ga mau lepas karena efek delusionalnya luar biasa. Hyper Romanticism. Bikin saya berkhayal ketemu cowok seperti Harris Risjad. Hahaha

There are some words, important for you to read them first on the cover!  

GENERAL WARNING :

May cause prolonged delusion, hyper-romanticism, temporary insanity, insomnia, selective memory loss, spontaneous crying, uncontrollable giggles, changes in appetite, irresistible urge to write quotes, compulsive buying, unexplainable peace of mind.

Be careful when you read it! She told you the General Warning… 😀

Melahap novel ini bikin emosi saya benar-benar naik turun. Setting cerita yang dibuat Ika Natassa juga berhasil membuat imajinasi saya seperti nyata. Setiap kata yang mengalir rasanya membuat saya semakin jatuh cinta dengan novel ini.

Bagi saya, ending yang bagus itu adalah yang bikin penasaran pembacanya. Ending yang gantung. Ending yang ngebebasin pembaca buat bikin ending-nya sendiri. Dan sungguh ending novel ini bakal bikin pembaca berkhayal liar, bikin cerita sendiri di kepala, mikirin ending-nya ini mau gimana. Agak gereget juga sih sebenernya. hahaha

Sementara saya penasaran dengan ending-nya, saya berharap novel ini akan ada kelanjutannya sambil berkhayal dengan ending seperti apa yang akan Ika Natassa sajikan nanti (kalo ada sekuelnya, mudah-mudahan, aamiin…) 😀

Recommended pokoknya!

Cerita lagi… Antologi Rasa adalah novel Ika Natassa yang pertama kali saya baca padahal ini adalah novel ke empatnya. Iya, saya memang telat baca novel-novel Ika Natassa. Mungkin saya kuper dan kudet 😀

Novel Antologi Rasa ini berhasil membuat saya ingin membeli novel-novel Ika Natassa lainnya. Alhamdulillah… AVYW, Divortiare, Twivortiare 1 & 2 juga Critical Eleven sudah berjejer rapi di kamar saya dan sudah saya baca semua, recommended semua! Dan semoga nanti saya tulis review buku lainnya lagi.

Terakhir, nihhhh ini ada blurb dari Novel Antologi Rasa,

Keara 
We’re both just people who worry about the breaths we take, not how we breathe. How can we be so different and feel so much alike, Rul? Dan malam ini, tiga tahun setelah malam yang membuatku jatuh cinta, my dear, aku di sini terbaring menatap bintang-bintang di langit pekat Singapura ini, aku masih cinta, Rul. Dan kamu mungkin tidak akan pernah tahu. Three years of my wasted life loving you.

Ruly
Yang tidak gue ceritakan ke Keara adalah bahwa sampai sekarang gue merasa mungkin satu-satunya momen yang bisa mengalahkan senangnya dan leganya gue subuh itu adalah kalau suatu hari nanti gue masuk ke ruangan rumah sakit seperti ini dan Denise sedang menggendong bayi kami yang baru dia lahirkan. Yang tidak gue ceritakan ke Keara adalah rasa hangat yang terasa di dada gue waktu suster membangunkan gue subuh itu dan berkata, “Pak, istrinya sudah sadar,” dan bahwa gue bahkan tidak sedikit pun berniat mengoreksi pernyataan itu. Mimpi aja terus, Rul.

Harris
Senang definisi gue : elo tertawa lepas. Senang definisi elo? Mungkin gue nggak akan pernah tahu. Karena setiap gue mencoba melakukan hal-hal manis yang gue lakukan dengan perempuan-perempuan lain yang sepanjang sejarah tidak pernah gagal membuat mereka klepek-klepek, ucapan yang harus gue dengar hanya, “Harris darling, udah deh, nggak usah sok manis. Go back being the chauvinistic jerk that I love.” That’s probably as close as I can get to hearing that she loves me.

Tiga sahabat. Satu pertanyaan. What if in the person that you love, you find a best friend instead of a lover?

— S E K I A N —

Leave a comment